Rabu, 12 Oktober 2016

SOFTSKILL MANAJEMEN PROYEK DAN RESIKO


Video dari youtube




MAKALAH SOFTSKILL
Manajemen Proyek Dan Resiko





NAMA KELOMPOK :
Farid Mahdi (23114976)
Ridwan Baehaqi (2D114093)
Putra Cahya Nugraha (28114568)
KELAS:
3KB02


Universitas Gunadarma
2016/2017



Materi BAB 7
Manajemen Biaya




1.     Pentingnya Project Cost Management
Pentingnya manajemen biaya harus diselaraskan dan menjadi bagian dari strategi pertumbuhan perusahaan, tantangannya adalah tidak hanya untuk biaya yang lebih rendah tetapi juga untuk 'keluar berinvestasi' pesaing pada pertumbuhan. Ada empat prinsip untuk mencapai hal ini melibatkan penggunaan penjualan ambisius dan target pertumbuhan laba, disesuaikan biaya target pengurangan, pemotongan biaya selektif dan kemampuan organisasi ditingkatkan.
Namun demikian, beberapa masalah dengan pemotongan biaya program; karena biaya tahun 1980-an program memotong telah menjadi bagian integral dari kehidupan perusahaan dalam mencari keuntungan meningkat, itu tidak mengarah pada keuntungan sementara dalam efisiensi Namun, sementara membantu untuk memenuhi target laba mereka jarang menyebabkan peningkatan berkelanjutan dalam posisi kompetitif.

2.     Pengertian Cost dan Project Cost Management
Cost atau Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya.Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb
Project Cost Manajemen atau Manajemen Biaya Proyek adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati.

3.     Proses Project Cost Management
Terdapat 3 proses dalam biaya  manajemen proyek yaitu:
·         Cost estimating
Cost estimating melibatkan pengembangan suatu perkiraan atau estimasi biaya dari resource yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Project manager harus menentukan estimasi biaya dengan teliti jika ingin menylesaikan proyek dengan batasan biaya yang ada. Salah satu hasil penting dari project cost management adalah suatu cost estimate. Secara normal project manajer mempersiapkan beberapa tipe dari cost estimate untuk banyak proyek. Ada tiga tipe cost estimating, yaitu : Rough order magnitude (ROM) estimate, Budgetary estimate, dan Definitive estimate. Cost management plan adalah suatu dokumen yang menggambarkan bagaimana organisasi akan mengatur perbedaan biaya dalam proyek.
·         Cost budgeting
Cost budgeting melibatkan pengalokasian estimasi biaya untuk pekerjaan perorangan dalam setiap waktu. Pekerjaan tersebut didasari pada WBS proyek yang dikerjakan. Tujuan utama dari cost budgeting adalah untuk menghasilkan suatu cost baseline untuk memastikan performa proyek dan kebutuhan proyek. Suatu cost baseline adlah suatu tahapan waktu dari budget yang digunakan oleh project manager untuk memastikan dan memantau penggunaan biaya. Cost budgeting juga menyediakan informasi untuk pembiayaan kebutuhan.
·         Cost control
Project cost control termasuk memantau penggunaan biaya, dan memastikan hanya perubahan proyek yang sesuai yang dimasukkan dalam suatu cost baseline yang telah ditinjau kembali dan menginformasikan stakeholder mengenai perubahan proyek yang disahkan yang akan mempengaruhi biaya. Cost baseline, performace report, perubahan yang diinginkan, dan pembiayaan kebutuhan proyek merupakan input untuk proses cost control.

Cost Estimation Tools & Techniques
·         Analogous Estimates ( Top Down Estimates)
Mengestimasi biaya proyek berdasarkan biaya aktual dari proyek sebelumnya yang  dianggap “mirip” dengan proyek yang akan dikerjakan
·         Bottom Up Estimates
Estimasi berdasarkan setiap paket kerja terkecil dan menjumlahkan seluruhnya  hingga diperoleh biaya total dari sebuah proyek
·         Parametric Modeling
Estimasi biaya proyek dilakukan dengan memanfaatkan karakteristik proyek sebagai parameter dalam model matematika.

4.     Prinsip dasar dari Cost Management
Ada empat prinsip untuk menyelaraskan manajemen biaya dan pertumbuhan baris paling atas:
Prinsip pertama
- Gunakan target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba untuk memotivasi kebutuhan, dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi manajemen biaya.
Kebanyakan perusahaan tidak melihat manajemen biaya sebagai terkait dengan strategi perusahaan, atau sebagai platform untuk pertumbuhan. Misalnya sebuah perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang solid sejarah tetapi dengan hanya sederhana pertumbuhan penjualan membutuhkan perubahan dalam kinerja, ini dapat dicapai dengan menetapkan menantang atas-dan bawah-line target sehingga perusahaan perlu biaya memotong dan meningkatkan penjualan untuk mencapai penghasilan yang diinginkan pertumbuhan. Jika pesaing mereka memiliki basis biaya yang lebih efisien mereka akan mencapai tingkat yang sama dari profitabilitas, tetapi juga akan dapat berinvestasi lebih banyak dalam pemasaran dan inovasi. Akhirnya konsisten di bawah investasi dalam pertumbuhan dibandingkan dengan pesaing dan mempertahankan daripada menurunkan biaya operasi akan mengakibatkan batas atas garis pertumbuhan dan erosi dari posisi bisnis dari waktu ke waktu.

Prinsip Dua
- Penjahit pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada dan strategi bisnis masing-masing.
Hal ini memerlukan target pertumbuhan untuk manajer di seluruh perusahaan untuk mencerminkan karakteristik bisnis yang, ini akan mempengaruhi berapa persen dari pendapatan yang meningkat akan datang dari pemotongan biaya dan apa yang dari atas-garis pertumbuhan di bisnis yang berbeda.
Selain target pertumbuhan pendapatan yang ditetapkan oleh manager senior yang tiga faktor lain harus diperhitungkan ketika menetapkan target pengurangan biaya untuk bisnis apapun, mereka harus seimbang, dan tidak harus didahulukan:
- Bagaimana tingkat biaya dibandingkan dengan orang-orang dari bisnis lain di perusahaan
- Bagaimana tingkat biaya dibandingkan dengan orang-orang untuk pesaing
- Bagaimana tingkat biaya akan diperlukan untuk mendukung tingkat pertumbuhan diproyeksikan dan memastikan bahwa bisnis tersebut tidak 'keluar-investasi' pada pertumbuhan dengan pesaing

Prinsip Tiga
Membedakan antara 'baik' dan 'buruk' biaya. Bagian yang paling penting dari pendekatan manajemen yang berorientasi pertumbuhan biaya dimulai setelah penghasilan dan biaya-pengurangan target telah ditetapkan. Tantangannya adalah untuk mengurangi biaya tetapi tidak kehilangan kemampuan kritis yang menjaga daya saing. Misalnya dengan menilai seluruh biaya penjualan, umum dan daerah administrasi dari inisiatif bisnis pemotongan biaya dapat membawa biaya bisnis sejalan dengan para pesaing, dan menciptakan dana untuk re-investasi dalam pertumbuhan.

Prinsip keempat
Membuat kondisi yang tepat untuk manajemen biaya yang berkelanjutan.
Membuat perubahan proses manajemen, organisasi dan kemampuan sering merupakan prasyarat untuk manajemen biaya terus menerus. Hal ini dapat dicapai dengan memperbaiki cara pelaporan keuangan dilakukan pada daerah biaya bisnis yang spesifik masing-masing, dan memastikan bahwa pemotongan biaya di satu area tidak akan menaikkan biaya di negara lain. Juga dengan berbagi dan mengkoordinasikan praktek bisnis terbaik dari masing-masing dalam perusahaan seluruh kelompok akan mendapatkan keuntungan dari setiap pengalaman orang lain.

5.     Rencana sumber daya
Perencanaan sumber daya manusia adalah proses analisis dan identifikasi yang dilakukan organisasi terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia, sehingga organisasi tersebut dapat menentukan langkah yang harus diambil guna mencapai tujuannya. Selain itu, pentingnya diadakan perencanaan sumber daya manusia ialah organisasi akan memiliki gambaran yang jelas akan masa depan, serta mampu mengantisipasi kekurangan kualitas tenaga kerja yang diperlukan.
Syarat perencanaan sumber daya
Terdapat beberapa syarat untuk membuat sebuah perencanaan SDM yang baik, yakni:
a.       Harus mengetahui secara jelas masalah yang direncanakannya.
b.      Harus mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM dalam organisasi tersebut secara lengkap.
c.       Mempunyai pengalaman luas tentang analisis pekerjaan (job analysis), kondisi organisasi, dan persediaan SDM.
d.      Harus mampu membaca situasi SDM saat ini dan masa mendatang.
e.       Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
f.       Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan pemerintah, khususnya yang menyangkut tenaga kerja.

Langkah-langkah perencanaan sumber daya
Untuk sebuah perecanaan SDM yang baik, diperlukan tahapan-tahapan atau langkah dasar yang harus ditempuh:
a.       Mampu menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM.
b.      Mengumpulkan data dan informasi yang lengkap mengenai SDM.
c.       Mengelompokkan data dan informasi tersebut, kemudian menganalisisnya.
d.      Menetapkan beberapa alternatif yang kira-kira sanggup ditempuh.
e.       Memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
f.       Menginformasikan rencana terpilih kepada para karyawan agar direalisasikan.

6.     Estimasi Biaya, Jenis-jenisnya dan Alat serta Tekniknya
Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Dalam sebuah estimasi biaya terdapat identifikasi dan pertimbangan dalam memperkirakan beberapa alternatif biaya untuk memulai dan menyelesaikan proyek. Jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan risiko harus dapat dipertimbangkan, misalnya seperti membuat keputusan untuk membeli suatu barang atau hanya menyewanya saja untuk keperluan proyek, berbagi sumber daya dalam rangka mengoptimalkan  biaya dalam proyek. Biaya yang disusun akan memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa, dan fasilitas dan beberapa kategori spesial seperti faktor inflasi atau biaya contingency. Estimasi biaya merupakan penilaian kuantitatif yang mendekati untuk kebutuhan sumber daya dalam proyek. Alat dan teknik dasar untuk perkiraan biaya: Analog atau perkiraan top-down: menggunakan  biaya yang sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk memperkirakan biaya proyek ini.

7.     CONSTRUCTIVE COST MODEL ( COCOMO )
COCOMO merupakan singkatan dari Constructive Cost Model yaitu algortima model estimasi biaya perangkat lunak yang dikembangkan dan diterbitkan oleh Barry Boehm. Cocomo merupakan sebuah model  model untuk memperkirakan usaha, biaya dan jadwal untuk proyek-proyek perangkat lunak.
COCOMO merupakan model terbuka sehingga semua detail dapat dipublikasi, termasuk :
·         Dasar persamaan perkiraan biaya
·         Setiap asumsi yang dibuat dalam model
·         Setiap definisi
·         Biaya yang disertakan dalam perkiraan dinyatakan secara eksplisit
a.       Model COCOMO Dasar 
Model COCOMO dapat diaplikasikan dalam tiga tingkatan kelas meliputi :
·         Proyek organik (organic mode) Adalah proyek dengan ukuran relatif kecil, dengan anggota tim yang sudah berpengalaman, dan mampu bekerja pada permintaan yang relatif fleksibel.
·         Proyek sedang (semi-detached mode) Merupakan proyek yang memiliki ukuran dan tingkat kerumitan yang sedang, dan tiap anggota tim memiliki tingkat keahlian yang berbeda.
·         Proyek terintegrasi (embedded mode) Proyek yang dibangun dengan spesifikasi dan operasi yang ketat. 
b.      Model COCOMO Lanjut (Intermediate COCOMO) 
Pengembangan model COCOMO adalah dengan menambahkan atribut yang dapat menentukan jumlah biaya dan tenaga dalam pengembangan perangkat lunak, yang dijabarkan dalam kategori dan subkatagori sebagai berikut:
1. Atribut produk (product attributes)
- Reliabilitas perangkat lunak yang diperlukan (RELY)
- Ukuran basis data aplikasi (DATA)
- Kompleksitas produk (CPLX)
2. Atribut perangkat keras (computer attributes)
- Waktu eksekusi program ketika dijalankan (TIME)
- Memori yang dipakai (STOR)
- Kecepatan mesin virtual (VIRT)
- Waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi perintah (TURN)

3. Atribut sumber daya manusia (personnel attributes)
- Kemampuan analisis (ACAP)
- Kemampuan ahli perangkat lunak (PCAP)
- Pengalaman membuat aplikasi (AEXP)
- Pengalaman penggunaan mesin virtual (VEXP)
- Pengalaman dalam menggunakan bahasa pemrograman (LEXP)

4. Atribut proyek (project attributes)
- Penggunaan sistem pemrograman modern(MODP)
- Penggunaan perangkat lunak (TOOL)
- Jadwal pengembangan yang diperlukan (SCED) 
c.       COCOMO Detil (Detailed COCOMO)
Detil COCOMO menggabungkan semua karakteristik versi intermediate dengan penilaian dampak cost driver di setiap langkah (analisis, desain, dll) dari proses rekayasa perangkat lunak 1. model rinci kegunaan yang berbeda upaya pengali untuk setiap driver biaya atribut tersebut Sensitif pengganda Tahap upaya masing-masing untuk menentukan jumlah usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tahap.
Pada COCOMO detail, upaya dihitung sebagai fungsi dari ukuran program dan satu set driver biaya yang diberikan sesuai dengan tiap tahap siklus hidup rekayasa perangkat lunak. Fase yang digunakan dalam COCOMO detail, perencanaan kebutuhan dan perancangan perangkat lunak, perancangan detil, kode dan menguji unit, dan pengujian integrasi.


8.     Jenis Masalah Dengan Estimasi Biaya IT
Membuat estimasi untuk proyek perangkat lunak yang besar merupakan pekerjaan yang cukup besar, mengingat bahwa estimasi biaya dilakukan pada berbagai level proyek. Banyak orang melakukan estimasi dengan sedikit pengalaman akan pekerjaan yang berkaitan. Solusinya adalah cobalah untuk melakukan berbagai pelatihan dan mentoring. Setiap orang memiliki bias masing-masing akan estimasi. Solusinya berikan pertanyaan-pertanyaan kritis yang meyakinkan bahwa estimasi tidak bias. Manajemen menginginkan sejumlah tawaran,bukan estimasi sebenarnya.  Manajer Proyek harus bisa bernegosiasi dengan sponsor proyek agar dapat membuat estimasi biaya yang realistis.

9.     Tahapan Biaya Manajemen Proyek
Terdapat 3 tahapan dalam biaya  manajemen proyek yaitu:
·         Cost estimating
Cost estimating melibatkan pengembangan suatu perkiraan atau estimasi biaya dari resource yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Project manager harus menentukan estimasi biaya dengan teliti jika ingin menylesaikan proyek dengan batasan biaya yang ada. Salah satu hasil penting dari project cost management adalah suatu cost estimate. Secara normal project manajer mempersiapkan beberapa tipe dari cost estimate untuk banyak proyek. Ada tiga tipe cost estimating, yaitu : Rough order magnitude (ROM) estimate, Budgetary estimate, dan Definitive estimate. Cost management plan adalah suatu dokumen yang menggambarkan bagaimana organisasi akan mengatur perbedaan biaya dalam proyek.

·         Cost budgeting
Cost budgeting melibatkan pengalokasian estimasi biaya untuk pekerjaan perorangan dalam setiap waktu. Pekerjaan tersebut didasari pada WBS proyek yang dikerjakan. Tujuan utama dari cost budgeting adalah untuk menghasilkan suatu cost baseline untuk memastikan performa proyek dan kebutuhan proyek. Suatu cost baseline adlah suatu tahapan waktu dari budget yang digunakan oleh project manager untuk memastikan dan memantau penggunaan biaya. Cost budgeting juga menyediakan informasi untuk pembiayaan kebutuhan.

·         Cost control
Project cost control termasuk memantau penggunaan biaya, dan memastikan hanya perubahan proyek yang sesuai yang dimasukkan dalam suatu cost baseline yang telah ditinjau kembali dan menginformasikan stakeholder mengenai perubahan proyek yang disahkan yang akan mempengaruhi biaya. Cost baseline, performace report, perubahan yang diinginkan, dan pembiayaan kebutuhan proyek merupakan input untuk proses cost control.

10.                        Project Portfolio Management
Manajemen portofolio proyek adalah fenomena yang kompleks dalam manajemen portofolio sebagai suatu konsep baru dari ilmu manajemen. Proyek-proyek yang terlalu membatasi penggunaan sumber daya tanpa perhitungan yang matang dapat berisiko terhadap harapan keberhasilan sebuah proyek. Kepemimpinan yang kuat diperlukan untuk mengatasi hambatan, memfasilitasi proses baru, dan membuat manajemen portofolio proyek dengan tepat. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman akan pentingya manajemen portofolio proyek khususnya dalam proyek. Penelitian membahas uraian manajemen portofolio proyek teknologi informasi, model manajemen portofolio, permasalahan dan keuntungan implementasi portofolio proyek. Hasil penelitian menjelaskan beberapa metode dalam menghitung sisi keekonomian proyek dan langkah-langkah dalam menentukan penentuan prioritas proyek berdasar constraint yang ditentukan pada sebuah proyek.

11.                        Penggunaan Software dalam membantu memanajemen
Software manajemen proyek meliputi banyak jenis software, termasuk perencanaan, kontrol biaya dan manajemen anggaran, alokasi sumber daya, software kerjasama, komunikasi, manajemen kualitas dan dokumentasi atau sistem administrasi, yang biasanya menghadapi kesulitan atau kerumitan saat berhadapan dengan proyek-proyek besar. Salah satu software manajemen proyek yang cukup terkenal dan gratis saat ini adalah GanttProject.


DAFTAR PUSTAKA